5 Jalan Iklash dalam Mencari Ilmu

28 Juni 2009

Sempet browsing di forum nya Wong Arab (bahasa sananya muntadaa pake alif maqshuuroh) dapet artikel bagus tentang tholabul ilmi, ana coba terjemahin secara bebas. Faedah buat kita-kita semua….. tentang hal pertama yang harus dikoreksi bagi penuntut ilmu, niat!

1. Mengerjakan Perintah Allah,
Karena Rabb kita udah nyuruh kita untuk tholabul ilmi ini . Allah berfirman :

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الله))
"Maka ilmui lah, bahwasanya tak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah" (Muhammad:19)

2. Menghilangkan Kebodohan dari diri kita dan orang lain
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda "Sampaikanlah dariku, meski hanya satu ayat!"


Imam Ahmad ketika berkata " Ilmu itu tidak ada tandingannya bagi orang yang lurus niatnya" ditanya oleh sahabat beliau " Bagaimana caranya?" " Dengan berniat menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain" timpal beliau.

3. Menjaga Syariat Islam
Karena menjaga dien ini dengan cara mempelajarinya, menghafalnya baik dalam dada kita maupun dalam tulisan. Bayangin aja kalo semua orang 'jahil' akan agamanya, agama ini akan punah!

4. Membela Agama Ini
Dengan ta'allum kita bisa menjelaskan mana yang islam murni dan mana yang udah oplosan kecampur noda dan karat bid'ah, khurrofat dan syirik kepada masyarakat.

5. Mengikuti Petunjuk Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam
Gak mungkin kita ngebongkar hape tanpa buku panduan, begitu juga hidup ini! Buku Panduannya harus dipelajari dulu biar selamat! Nah buku panduan itulah Al Qur'an dan As Sunnah, tentu dengan pemahaman para sahabat ridwaanullahi 'alaihim.

Nasehat Al Khathiib Al Baghdady bagi penuntut ilmu

قال الخطيب البغدادي ناصحاً طالب العلم:
ليتق المفاخرة و المباهاة به و أن يكون قصده الرئاسة واتخاذ الأتباع وعقد المجالس فإن الآفة الداخلة على العلماء من هذا الوجه....)

Hendaknya menjauhi berbangga diri, dan menjadikan tujuannya untuk mencari kedudukan dan mencari pengikut, atau sekear mempunyai majelis pengajian, karena borok-borok yang meracuni para ulama berasal dari semua ini

وقال أيضاً:
و ليجعل حفظه للحديث حفظ رعاية لا حفظ رواية فإن رواة العلوم كثير و رعاتها قليل و رب حاضر كالغائب و عالم كالجاهل و حامل للحديث ليس معه منه شيء

Hendaknya ia menjadikan hafalan haditsnya adalah hafalan penjagaan (dengan diamalkan-red) bukan sekedar hafalan riwayatnya saja. Karena periwayat ilmu itu banyak, namun sangat sedikit yang mau menjaganya. Bisa saja orang yang hadir seakan tak ada, yang alim seperti yang jahil dan para periwayat hadits tak punya sesuatu sama sekali.



0 komentar:

About This Blog

  © Blogger template Writer's Blog by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP